Monday, December 15, 2008
Penggunaan Tertinggi dan Terbaik (Highest and Best Use / HBU)
Dalam penilaian property untuk mengestimasi nilai pasar, pertimbangan terhadap Penggunaan Tertinggi dan Terbaik yang sesuai dengan pengembangan yang ada, menjadi hal yang fundamental.
Dalam SPI 2007, disebutkan bahwa Penggunaan Tertinggi dan Terbaik (HBU) didefinisikan sebagai penggunaan yang paling dimungkinkan dan optimal dari suatu property, yang secara fisik dimungkinkan, telah dipertimbangkan secara memadai, secara hukum diijinkan, secara financial layak, dan menghasilkan nilai tertinggi dari property tersebut. (KPUP 6.3)
Secara Fisik dimungkinkan dapat diartikan sebagai suatu property dapat dibangun dengan pertimbangan hal-hal yang berpengaruh terhadap penyusutan (Penyusutan fisik, kemunduran fungsi dan kemunduran ekonomis) berjalan dengan normal. Misalnya membangun hotel dengan struktur tahan gempa didaerah rawan gempa.
Secara hukum diijinkan dapat diartikan bahwa property dibangun sesuai dengan peraturan pemerintah setempat, baik menyangkut peruntukan, Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB), jumlah maximal lantai, maximal ketinggian bangunan dan garis sempadan.
Secara Finansial dimungkinkan dapat diartikan bahwa property yang dibangun sesuai dengan finansial yang tersedia dengan perhitungan modal (modal pinjaman maupun modal sendiri). Beberapa pengusaha mempunyai prinsip untuk membangun dengan modal sendiri (100% Equity) akan tetapi banyak yang memanfaatkan bank sebagai pemodal pinjaman dalam melaksanakan pembangunan, tentunya bunga pinjaman menjadai pertimbangan.
Menghasilkan nilai tertinggi terbaik dapat diartikan bahwa pemanfaatan bangunan bila dibandingkan dengan jenis property yang lain, memperoleh manfaat yang tertinggi. Disini, perlu dilakukan analisa terhadap peruntukan lahan.
Suatu lahan dibangun dengan peruntukan hotel bintang 3. Didaerah tersebut telah dibangun beberapa hotel sekelas. Tingkat persaingan cenderung tinggi, penilai menyimpulkan bahwa ;
- Secara fisik dapat dilaksanakan
- Secara hukum, sudah sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku
- Secara financial, dalam pembangunan masih layak
- Dari optimalisasi hasil, harus ada tinjauan kompetitor, analisa supply dan demand menjadi sesuatu yang penting. Karena kompetitor sekelas sudah banyak berdiri. Apabila diperhitungkan dengan pemanfaatan property komersial lain, misalkan gedung perkantoran ataupun pusat perbelanjaan, dibutuhkan analisa IRR. Jenis property dengan IRR tertinggi merupakan pemanfaatan tertinggi dan terbaik dari lahan tersebut.
Kajian HBU yang mendalam merupakan suatu penugasan terpisah dari pekerjaan penilaian. Untuk melakukan kajian HBU yang mendalam biasanya dilakukan dengan analisa secara mendalam mengenai satu atau beberapa penggunaan yang secara wajar dimungkinkan, kemudian dilakukan pengujian kelayakan finasial dan penggunaan yang menghasilkan nilai tertinggi akan merupakan HBU. (KPUP 6.8)
Dalam SPI 2007, disebutkan bahwa Penggunaan Tertinggi dan Terbaik (HBU) didefinisikan sebagai penggunaan yang paling dimungkinkan dan optimal dari suatu property, yang secara fisik dimungkinkan, telah dipertimbangkan secara memadai, secara hukum diijinkan, secara financial layak, dan menghasilkan nilai tertinggi dari property tersebut. (KPUP 6.3)
Secara Fisik dimungkinkan dapat diartikan sebagai suatu property dapat dibangun dengan pertimbangan hal-hal yang berpengaruh terhadap penyusutan (Penyusutan fisik, kemunduran fungsi dan kemunduran ekonomis) berjalan dengan normal. Misalnya membangun hotel dengan struktur tahan gempa didaerah rawan gempa.
Secara hukum diijinkan dapat diartikan bahwa property dibangun sesuai dengan peraturan pemerintah setempat, baik menyangkut peruntukan, Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB), jumlah maximal lantai, maximal ketinggian bangunan dan garis sempadan.
Secara Finansial dimungkinkan dapat diartikan bahwa property yang dibangun sesuai dengan finansial yang tersedia dengan perhitungan modal (modal pinjaman maupun modal sendiri). Beberapa pengusaha mempunyai prinsip untuk membangun dengan modal sendiri (100% Equity) akan tetapi banyak yang memanfaatkan bank sebagai pemodal pinjaman dalam melaksanakan pembangunan, tentunya bunga pinjaman menjadai pertimbangan.
Menghasilkan nilai tertinggi terbaik dapat diartikan bahwa pemanfaatan bangunan bila dibandingkan dengan jenis property yang lain, memperoleh manfaat yang tertinggi. Disini, perlu dilakukan analisa terhadap peruntukan lahan.
Suatu lahan dibangun dengan peruntukan hotel bintang 3. Didaerah tersebut telah dibangun beberapa hotel sekelas. Tingkat persaingan cenderung tinggi, penilai menyimpulkan bahwa ;
- Secara fisik dapat dilaksanakan
- Secara hukum, sudah sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku
- Secara financial, dalam pembangunan masih layak
- Dari optimalisasi hasil, harus ada tinjauan kompetitor, analisa supply dan demand menjadi sesuatu yang penting. Karena kompetitor sekelas sudah banyak berdiri. Apabila diperhitungkan dengan pemanfaatan property komersial lain, misalkan gedung perkantoran ataupun pusat perbelanjaan, dibutuhkan analisa IRR. Jenis property dengan IRR tertinggi merupakan pemanfaatan tertinggi dan terbaik dari lahan tersebut.
Kajian HBU yang mendalam merupakan suatu penugasan terpisah dari pekerjaan penilaian. Untuk melakukan kajian HBU yang mendalam biasanya dilakukan dengan analisa secara mendalam mengenai satu atau beberapa penggunaan yang secara wajar dimungkinkan, kemudian dilakukan pengujian kelayakan finasial dan penggunaan yang menghasilkan nilai tertinggi akan merupakan HBU. (KPUP 6.8)
Highest and best use
Highest and best use is a concept in real estate appraisal. It states that the value of a property is directly related to the use of that property; the highest and best use is the reasonably probable use that produces the highest property value. This use, the Highest and Best Use, may or may not be the current use of the property.
Highest and Best Use (HBU) is a term of art in the appraisal process. It is a process to determine the use of the property which produces the highest value for the land, as if vacant. There are four steps to the process. First, the appraiser determines all uses which are legally permissible for the property. Second, of the uses which are legally permissible, which ones are physically possible. Of those, which ones are financially feasible (sometimes referred to as economically supported). Of those uses which are feasible, which one and only use is maximally productive for the site. In a simple context, the appraiser must do this twice, comparing the results -- as if the land is vacant and in the as-is-improved state, taking into account the costs of demolishing any existing improvements. The outcome of this process is the highest and best use for the site. An appraisal of market value must explicitly assume that the owner or buyer would employ the property in its highest and best use, and therefore value the site accordingly.
In more complex appraisal assignments (e.g. -- contract disputes, litigation, brownfield or contaminated property valuation), the determination of highest and best use may be much more complex, and may need to take into account the various intermediate or temporary uses of the site, the contamination remediation process, and the timing of various legal issues
Labels: teori penilaian